desa ku
Minggu, 13 Desember 2015
Prestasi itu letaknya di hati, akal, dan perbuatan
Prestasi itu letaknya di hati, akal, dan perbuatan
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang.
Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.
Prestasi dapat ditempuh oleh semua orang. Bagaimana jika hati yg menempatkan prestasi tersebut “Qolbu adalah gumpalan (darah, daging) yang berada di dalam dada (shudur), yaitu tempat yang akan berbintik hitam (gelap) jika berbuat kejahatan atau berbintik putih (bersinar) jika berbuat kebajikan, sehingga dapat menyimpan dan menjaga kefujuran atau ketaqwaan, yang dengannya mampu mengaktifkan atau menonaktifkan potensi sam’a, abshor, fuad, akal, faqih. Menyimpan dan mengelola ilmu yang diperoleh dari hasil pendayagunaan sam’a dan abshor (Penerima dan Perekayasa Ilmu), fuad (Pengingat dan Pentransformasi ilmu), akal (Penjaga dan Pengontrol ilmu), faqih (Mengontrol Sistem Prosedural, sehingga prosedur kerja menjadi mudah dikerjakan). Ilmu (prosedur, tatacara, aturan, hukum) inilah yang akan digerakkan oleh nafsu sehingga berbentuk amal perbuatan (Kejahatan atau Kebajikan), yang mana perbuatan tersebut selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi qolbu itu sendiri. Jadi Qolbu dapat dikatakan sebagai Pengendali Sistem Ilmu, dan bersama-sama Nafsu membentuk Sistem Ilmu dan Amal”.
“Sesungguhnya dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging (darah), yang apabila baik, maka baik pula seluruh tubuhnya, dan apabila jelek, maka jelek pula seluruh tubuhnya. Itulah qolbu”.
Diriwayatkan:
Hudzaifah r.a. mengatakan, Nabi saw. Bersabda: “Ujian fitnah itu selalu ditawarkan ke dalam qolbu manusia, satu persatu bagaikan daun tikar sehelai-helai, maka yang mana yang termakan oleh qolbu itu bertitik hitam didalamnya, dan tiap qolbu yang menolaknya bertitik putih, sehingga ada dua bentuk qolbu, yang putih bagaikan marmar, yang tidak terpengaruh oleh fitnah yang bagaimanapun juga adanya selama adanya langit dan bumi, sedang yang kedua hitam kelam bagaikan dandang (periuk untuk menanak nasi) yang terbalik tidak mengenal ma’ruf dan tidak menolak mungkar.
Diriwayatkan dalam Tafsir Ibnu Katsier
Abu Hurairah r.a. mengatakan, Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa berbintik hitam dalam qolbu-nya, kemudian jika ia tobat dan menghentikan dosa itu, kembali bersih mengkilat qolbu-nya, tetapi bila ia menambahnya, maka bertambah bintik hitamnya sehingga menutupi qolbu-nya, maka itulah namanya Arraan yang tersebut dalam ayat Kallaa bal raana alaa quluubihim maa kaanu yaksibun = Tidak demikian tetapi telah kotor (keruh) qolbu mereka karena perbuatan mereka sendiri (QS. Al-Muthaffifiin(83):14)”
Hadits riwayat at-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsier
“Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai qolbu yang dengan itu mereka dapat mengerti (naql) atau mempunyai telinga (aadzanun) yang dengan itu mereka dapat mendengar (sam’a)? Karena sesungguhnya bukanlah penglihatan (abshar) itu yang buta, tetapi yang buta, ialah qolbu yang ada didalam dada (shudur)”
QS. Al-Hajj(22):46
“..., dan Kami kunci mati qolbu mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (sam’a) lagi”.
QS. Al-A’raaf(7):100
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai qolbu, tetapi tidak digunakan untuk memahami (faqih) (ayat-ayat Allah),...“.
QS. Al-A’raaf(7):179
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan qolbu”.
QS. Al-Hajj(22):32
“... , Dan Allah telah mengunci mati qolbu mereka, sehingga mereka tidak mengetahui (ilmu)”.
QS. At-Taubah(9):93
“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah qolbu dalam rongganya, ...”.
QS. Al-Ahzab(33):4
“..., dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dengan qolbu-nya, dan sesunguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”.
QS. An-Anfal(8):24
Fungsi Qolbu
1. Bertaqwa
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan qolbu”.
QS. Al-Hajj(22):32
2. Menerima Peringatan (Dzikr)
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan (dzikr) bagi orang-orang yang mempunyai qolbu atau yang menggunakan pendengarannya (sam’a), sedang dia menyaksikannya”.
QS. Qaaf(50):37
3. Memfungsikan Akal (Naql), Sam’a, Abshor dan Fuad
“Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai qolbu yang dengan itu mereka dapat berakal (ya’qilun) atau mempunyai telinga (aadzanun) yang dengan itu mereka dapat mendengar (sam’a)? Karena sesungguhnya bukanlah penglihatan (abshar) itu yang buta, tetapi yang buta, ialah qolbu yang ada didalam dada (shudur)”
QS. Al-Hajj(22):46
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar