desa ku

desa ku

Jumat, 30 September 2016

STORY OF THE OSMAN

PENGUSAHA YANG SUKSES DALAM WAKTU YANG PANJANG السلام عليكم ورحمة وبركاته STORY OF THE OSMAN Pernahkah anda mempertanyakan : APA TUJUAN SAYA BEKERJA atau BERBISNIS? Semoga cerita ini menginspirasi anda. (True Story.) Suatu hari, di Madinah, tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi, ada sebuah properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur itu dikenal dengan nama Sumur Ruma (The Well of Ruma) karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma. Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah, dan setiap hari orang antri untuk membeli airnya. Di waktu waktu tertentu sang Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya, dan rakyat Medinahpun terpaksa harus tetap membelinya. karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering. Melihat kenyataan ini, Rasulullah SAW berkata, "kalau ada yang bisa membeli sumur ini, balasannya adalah Surga". Seorang sahabat nabi bernama Usman bin Affan RA mendekati sang Yahudi. Usman menawarkan untuk membeli sumurnya. Tentu saja Ruma sang Yahudi menolak. Ini adalah bisnisnya, dan ia mendapat banyak uang dari bisnisnya. Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya, tetapi ia juga negosiator ulung. Ia bilang kepada Ruma, "aku akan membeli setengah dari sumur mu dengan harga yang pantas, jadi kita bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya" Melalui negosiasi yang sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1 juta Dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Usman bin Affan. Apa yang terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa keki. Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah. Pendudukpun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari kesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi. Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta sang Usman untuk membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya. Tentu saja Usman harus membayar lagi seharga yang telah disepakati sebelumnya. Hari ini, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Usman, atau The Well of Usman. Tanah luas sekitar sumur tersebut menjadi sebuah kebun kurma yang diberi air dari sumur Usman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh badan wakaf pemerintah Saudi sampai hari ini. Kurmanya dieksport ke berbagai negara di dunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu, dan pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening tertua di dunia atas nama Usman bin Affan. Hasil kelolaan kebun kurma dan grupnya yang di saat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun (atau setara 200 Milyar pertahun) Sang Yahudi tidak akan penah menang. Kenapa? Karena visinya terlalu dangkal. Ia hanya hidup untuk masa kini, masa ia ada di dunia. Sedangkan visi dari Usman Bin Affan adalah jauh kedepan. Ia berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama Shadaqatun Jariyah, sedekah berkelanjutan. Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati. MasyaAllah. Tanya lagi ? APA TUJUAN SAYA BEKERJA atau BERBISNIS? Apakah visi saya "cari makan, cari duit" atau "menolong orang sebanyak banyaknya Untuk Dunia & akhirat"? SELAMAT BEKERJA SAHABAT DAN SUKSES DALAM WAKTU YANG PANJANG والله الموفق إلى أقوام الطريق والسلام عليكم ورحمة وبركاته

Desa ku bangkit

http://www.kemendesa.go.id/view/detil/1905/mendes-eko-apresiasi-usaha-perikanan-kampung-mendali-papua

Jurnal IAIN Samarinda

Awali hari dengan menyapa link Jurnal IAIN Samarinda Jurnal IAIN Samarinda http://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/altijary http://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/fenomena http://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/dinamika_ilmu http://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/syamil http://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/lentera_journal http://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/mazahib

Muhasabah diri

*Muhasabah diri......* *Waktu berlalu begitu halus* menipu kita yang terlena, belum sempat berdzikir pagi tau-tau hari sudah menjelang siang, belum sempat bersedekah pagi, matahari sudah meninggi.😑 *Rencana* jam 9 mau shalat Dhuha, tiba-tiba adzan Dzuhur sudah terdengar, pinginnya setiap pagi membaca 1 juz Al-Qur'an, menambah hafalan satu hari satu ayat, tapi ya itu, "pengennya itu" 😶 *komitmen* tidak akan melewatkan malam kecuali dengan tahajud dan witir, sekalipun hanya 3 raka'at singkat, semua hanya rencana.😥 Akan terus beginikah nasib *hidup* menghabiskan umur ?, berhura-hura dengan usia ?😔 Lalu tiba-tiba masuklah *usia* di angka 30, sebentar kemudian 40, tak lama terasa menjadi 50, dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan sebutan "Kek... Nek..." pertanda kita sudah tua.😞 Lalu sambil *menunggu ajal* tiba, sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat pernah berbuat apa ... ???.😕 Astaghfirullah… *ternyata tak seberapa, !!!* sedekah dan infaq cuma sekedarnya, mengajarkan ilmu tak pernah ada, silaturrahmi rusak semua.😨 Jika sudah demikian, apakah ruh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu *sakaratul maut*...???.😢 Tambahkan usiaku ya Allah...!!! , aku *butuh waktu* untuk beramal dan berbekal sebelum Kau akhiri ajal.😩 Belum cukupkah *menyia-nyiakan* waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun ?, 😓 *Butuh berapa tahun* lagikah untuk mengulang pagi, siang sore dan malam hari, butuh berapa minggu, bulan, dan tahun lagi agar bisa mempersiapkan diri untuk siap mati. 😣 Tanpa kita pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya, maka 1000 tahunpun *tidak akan pernah cukup* bagi orang orang yang terlena...😭 *Astaghfirullah.....* Selamat menjelang tahun baru hijriah 1438 H / 2 okt 2016